Mbiyodo nyinoman…
Hmm pernah dengar istilah ini. Sejujurnya aku juga tidak tahu arti pastinya. Tapi yang pasti ini istilah dalam bahasa jawa untuk menyebutkan kegiatan gotong-royong dalam sebuah perayaan atau hajatan.
Hari ini sabtu yang cerah aku bersama ibuku diminta untuk berkumpul di salah satu sanak keluarga yang akan mengadakan hajatan untuk mengkhitankan anaknya. Suerrr sebenarnya aku paling malas dengan acara kayak gini. Bukannya rasa kekeluargaanku tidak ada tapi aku bingung mau ngapain <alasan>
Acara akan dilangsungkan hari Minggu. Sebuah pesta yang meriah telah direncanakan. Menurutku buang-buang uang saja. Demi memperingati hari pemotongan burung <ups… maaf harusnya disensor> harus keluar biaya mahal. Kalau boleh ngasi saran mending duitnya ditabung buat sekolah. Yahhh tapi terserah itu wujud kasih sayang orang tua buat anaknya. Lagipula bukan uangku juga.
Hampir semua keluarga hadir. Kakek, nenek, bud he, pak dhe, sampai cucu dan cicitpun tidak ada yang absen. Serasa lebaran. Sangat kental sekali kekeluargaannya. Sesuatu yang sudah jarang terjadi terlebih di kota besar yang mayoritas penduduknya lebih terisolasi dan kurang bersosialisasi.
Banyak hal-hal positif yang kudapat dari kegiatan ini.
Dengan adanya hajatan ini semua anggota keluarga berusaha untuk hadir sebagai wujud kebersamaan dan syukur atas khitanan si manten sunat. Siap-siap aja kalau nggak hadir pasti diingat-ingat hehehhehe. Padahal kalau dipikir-pikir ini adalah urusan si penyelenggara acara, kita mestinya tinggal datang pas hari H. Tapi inilah hebatnya arti “keluarga” semua berperan aktif tanpa pamrih dengan pemikiran ini adalah sebuah acara keluarga bukan hanya acara si empunya hajatan.
Salut aku dengan kerja samanya. Tanpa daftar rencana hitam di atas putih semua terkoordinir dengan rapi. Hmmm singkatnya ini event organizer dadakan paling juara. Semua mengerjakan bagian masing-masing dengan tekunnya. Setiap anggota keluarga saling bantu dan bahu membahu demi terwujudnya acara yang bermutu.
Sayang ada satu orang yang tidak patut ditiru. Itulah aku, seorang pemuda yang hanya datang nampang dan akhirnya tidur terlelap saat semua sibuk bersiap-siap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar