Kamis, 14 April 2011

Curhat(An)

Curhat(An)

Ada yang tahu sejak kapan istilah curhat mulai digunakan? Siapa penemunya? Dan bagaimana asal muasalnya? Jangan tanya padaku karena aku juga tidak tahu. Seperti biasa aku hanya konsumen yang mengkonsumsi tanpa peduli siapa yang memproduksi.

Istilah yang lebih tepatnya disebut singkatan ini memang sangat populer. Curhat curahan hati begitulah kepanjangannya. 

Banyak orang melakukan aktivitas curhat ini <termasuk diriku>. Terbukti ampuh ritual curhat ini dalam menyelesaikan berbagai urusan hati. Kadang memang tidak ada penyelesaian tapi setidaknya dengan bercerita stress menjadi lebih ringan.

Dengan siapa kita curhat terkadang menjadi patokan seberapa manjur obat hati yang kita terima. Misal jika kita curhat dengan orang yang acuh tak acuh bukannya  beban pikiran menjadi ringan malah bertambah kedongkolan.

Pernah aku curhat dengan seorang teman yang anggap saja namanya bunga atau hanoman <terserah nama ga’ penting>. Seorang pria menyebalkan tatkala aku dilanda gundah gulana karena stress dengan pekerjaan ehh dengan acuhnya dia ngupil dan mendengarkan mp3 di telinga. Pantas dari tadi dia terus mengangguk ternyata bukan ceritaku yang disimaknya tapi lagu kesayangan yang didengarnya. Mungkin ini juga salahku aku tak memastikan dulu orang yang mau ku ajak curhat, seperti konser aku langsung nyanyi saja tanpa melihat ada audience atau tidak. <tips…lihat dulu teman yang kita ajak curhat..apakah dia memakai head set atau tidak??>

Ada juga teman curhat yang pasif. Ga’ tahu juga dia ngerti atau tidak yang muncul dari mulutnya hanya kata “OOOOO…gitu tho”. Mungkin juga curhatan kita hanya masuk telinga kanan lalu keluar  telinga kiri, atau jangan-jangan masuk telinga kanan terus mental keluar lagi. Tapi ga’ apa-apalah ini yang disebut tipe pendengar setia.

Tipe yang terakhir yang paling atraktif. Selain mendengar dia juga memberi feed back yang positif. Ga akan ada kata bosan untuk curhat dengan orang seperti ini. Biasanya jika curhat dengan orang tersebut akan  terjadi perdebatan namun menghasilkan sebuah kesimpulan tokcer bin maknyus <pak bondan mode on>

Kalau aku orangnya ceplas ceplos. Apa yang keluar dari mulutku terkadang tanpa kendali dan mengalir begitu saja. Banyak teman yang mengaku senang dengan sikapku yang seperti ini karena dengan tidak adanya basa-basi maka akan tercipta pendapat yang murni dari dalam hati. Tapi tidak sedikit yang marah karena komentar sinis dan pedasku. Ya apa boleh buat aku hanya berusaha jujur dengan apa yang kulakukan, kalau aku pikir itu salah ya salah. Bagaimana ada yang mau curhat denganku? Murah kok tarifnya perdetik cuma seribu <dasar materialistis>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar