Curhat.Pegawai.Pemimpin
Dunia kerja memang banyak sekali lika-likunya. Tidak sedikit yang stress dan sakit gara-gara memikirkan pekerjaan. Bahkan ada pula yang gila kerja dan benar-benar gila dalam arti yang sesungguhnya. Wow… begitu kompleks masalah ini. Begitu rumit namun inilah realitanya.
Pimpinan dan pegawai dua sisi yang saling berhubungan. Tidak ada pimpinan tanpa pegawai dan pegawai membutuhkan pimpinan. Demikian pemikiran super simple ku. Untuk itu perlu sebuah keterikatan yang bernama simbiosis mutualisme.
Sebagai seorang pegawai aku punya beberapa criteria tentang pimpinan idaman. Hehehehe berikut pendapat super mekso ku. Pimpinan idaman itu adalah seseorang yang baik hati, tidak sombong, suka menabung dan tidak suka makan sabun.
Baik hati. Ini muthlak alias wajib. Semua perbuatan dilihat dari niatnya khan? Untuk itu kebaikan hati menjadi syarat utama dalam menentukan pimpinan idaman itu seperti apa. Banyak cara untuk mengungkapkan maksud baik. Setiap individu dibekali dengan talenta dan ciri khas masing-masing jadi cara menunjukkan kebaikan juga pastinya khas dan orisinil di tiap personilnya.
Ada yang mengungkapkannya dengan marah-marah. Semua dimaksudkan untuk kepentingan bersama. Biasanya ini dimiliki oleh orang yang berwatak keras tapi berhati emas. Tampang dan sikap boleh Rambo tapi hatinya Rinto. Wajah preman tapi musiknya dangdut koplo…< ini tidak bermaksud menyinggung aliran music tertentu hehehehehe>
Yang paling beruntung ketika mendapat pimpinan yang baik hati dan berbudi pekerti baik juga. Seorang pimpinan yang bisa dijadikan pedoman dalam bertingkah laku. Pribadi yang sopan murah senyum dan berkata bijak. Hmmm… rasanya kerja tanpa beban kalau menemukan yang tipe ini. Kerja dilakukan atas dasar hormat dan segan tentunya dengan ikhlas level tinggi. Ini berbanding terbalik dengan tipe ekstrim yang memberikan instruksi kerjaan lewat kata kasar dan sikap arogan. Ada beberapa optional pilihan reaksi. Pertama pekerja patuh karena takut dengan sikap atasan. Kedua pekerja yang suka melawan dengan memberikan sikap yang keras juga…..<biasanya sampai berseteru>. Pilihan terakhir sikap apatis dari pegawai, biasanya ditunjukkan dengan malas-malasan untuk menggambarkan kekecewaannya terhadap sikap atasan.
Sombong alias pembualan. Penyakit hati yang satu ini memang sangat riskan apalagi untuk orang yang mempunyai kedudukan. Bisa buat lupa diri. Kadang seperti kacang lupa kulitnya. Sombong dan bangga memiliki jarak yang pendek untuk membedakannya. Sedikit tergelincir dalam godaan setan maka bangga berubah menjadi sombong bahkan narsis dan sok eksis. Apa yang sebetulnya mau disombongkan. Di atas langit bukankah masih ada langit lagi? Semua yang ada adalah karunia Tuhan yang wajib disyukuri. Semua adalah titipan yang wajib dijalankan amanahnya dengan baik.
Suka menabung, dalam artian menabung kebaikan. Memberikan ilmu kepada bawahan adalah hal yang mulia dan dapat menjadi tabungan amal baik di akhirat kelak. Ada atasan yang pelit dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kadang ada ketakutan bahwa orang lain akan mengalahkan. Rasa kuatir inilah yang wajib dihindari. Semakin berbagi ilmu maka semakin bertambah pula ilmu yang didapatkan.
Tidak suka makan sabun. Jadi ingat lagu tikus makan sabun. Sedikit memaksa memang persamaannya. Karena yang makan sabun adalah tikus , dan koruptor selalu digambarkan dengan tikus maka pimpinan yang suka makan sabun adalah atasan yang korup dan ambisius.
Wah…. Banyak yang merasa kecewa karena memilih pejabat yang suka makan sabun???? Terlalu ambisius dan rakus, wah kasihan korbannya adalah bawahan yang pasti mampus kerja banting tulang. Jangan terlalu di push push. Pegawai juga tahu kalau pimpinan di push tapi pasti ada cara lain untuk memberi dorongan, pastinya dengan pendekatan yang santun dan halus. Bekerja sesuai porsi dan kapasitas. Sebagai pimpinan wajib tahu kemampuan anggota tak memaksakan kehendak apalagi untuk kepentingan pribadi semata. Kasarnya ada yang menyebut cari nama atau muka. Lho emangnya nama sama mukanya hilang???? Lucu memang tapi ini kenyataan. Ambisius sama dengan tidak bagus.
Benar kata-kata ini harta, tahta dan wanita adalah godaan dunia. Siapa mendapatkannya dengan cara halal maka jayalah dia. Sebaliknya jika diraih dengan teknik haram maka terjerumuslah dia. Ambisi dan semangat memiliki perbedaan yang sangat tipis. Kadang ada orang yang rela apa saja termasuk dengan cara “menjilat”. Menjilat dengan menjelekkan orang lain dan menyikut dengan tidak adil.
Lha emangnya ada menjilat yang baik???? Jawabnya ada. Menjilat dengan menunjukkan skill dan profesionalisme. Ga’ ada yang larang kok nunjukin diri. Kalau ga’ ditunjukin bagaimana orang lain tahu, iya ga’? Yang terpenting tetap dalam aturan dan ga’ boleh merugikan orang lain. Mengambil hak orang lain “haram” hukumnya.
Dunia kerja memang rumit. Lebih ruwet dari benang kusut. Kerjaan itu kita yang ngerjain, bukan kita dikerjain kerjaan. Betul????????
Ga’ gampang jadi pimpinan. Sebagai pegawai aku cuma bisa ngoceh tentang kritikan padahal sadar atau nggak aku masih banyak kekurangan. Aku saja masih belum bisa jadi pegawai yang bener bagaimana mau nuntut pimpinan yang bener. Begitu juga buat pimpinan sebelum menjadi pimpinan yang bener sepertinya susah juga nuntut anggotanya bener. Siapa yang mau bener duluan????
Tidak ada komentar:
Posting Komentar