Selasa, 20 Desember 2011

“Wait for me please”



Adzan berkumandang, menyerukan panggilan untuk melaksanakan sholat. Ku langkahkan kakiku menuju masjid Al Hidayah yang tak jauh dari rumah. Di halaman masjid kulihat seorang bapak setengah baya merapikan dagangan pentol gorengnya. Halaman masjid memang selalu dipenuhi pedagang kaki lima , maklum letaknya strategis di antara masjid, sekolah dan beberapa perkantoran pemerintah. 

Oh ternyata bapak itu hendak sholat juga. Alhamdulillah, salut buat bapak penjual pentol goreng. Namun setelah beberapa langkah si bapak kembali lagi. Dubrak!!! Aku kaget, ada apa gerangan. Oh ternyata di depan gerobaknya telah menunggu mbak-mbak dengan wajah kelaparan. Seorang pelanggan menurutku. Dalam hati aku berkata “Ayo pak cepet bentar lagi sholat berjamaah dimulai”.


Akhirnya aku memasuki masjid untuk sholat berjamaah. Setelah selesai salam, kusapukan pandangan mencari bapak-bapak penjual pentol goreng tadi. Clingak-clinguk aku melirik dari kanan ke kiri barisan dari belakang sampai shaft terdepan. Tapi hasilnya nihil, aku tak menemukannya. Mungkin banyak pelanggan yang datang hingga membuatnya tak sempat ibadah berjamaah.

Dalam hati aku menggerutu “ Coba sholat dulu pak”. Deg!!! Aku teringat sesuatu tentang diriku. Setiap hari aku juga mengalami dilema antara urusan dunia dan akhirat. Ternyata aku tidak lebih baik dari bapak itu. Bahkan lebih buruk dengan beragam alasan konyol. 

Sering aku menunda sholat karena dihadapkan dengan pekerjaan. Ah kurang bentar lagi, nanggung kalau mesti sholat dulu. Wei...!!! harusnya nggak gini khan. Nanggung (alasan klasik). Ingat! Semakin ditunda maka semakin lupa.

Apalagi kalau ada atasan yang manggil. Hmm pasti aku berusaha datang secepat kilat. Maklum sudah terlalu banyak catatan jelekku  jadi harus baik-baik sama atasan. Wah!! Ternyata aku lebih mementingkan atasan. Astaga!!! Aku kok takut dan nurut sama atasan ya!!! Heran, padahal kalau dihitung-hitung dosaku sama Tuhan jauh lebih banyak. Eh.. yang ada aku malah nyante-nyate menghadapinya. Apa karena akhirat tak tampak oleh mata? Atau apa karena akhirat masih lama datangnya? Aduh!!!! 

Lebih parah lagi ketika ada godaan film atau acara televisi. Masih ada waktu, sholatnya ntar aja. Belum tentu besok filmnya tayang lagi. Waduh!!! Gawat. Makhluk macam apa aku ini. Hehehhe kalau dipikir-pikir sayang untuk melewatkan acaranya. Tapi apa aku yakin setelah acara selesai masih punya kesempatan buat ibadah. Jangan-jangan keburu diambil malaikat maut. Dan tentunya dengan malaikat aku nggak bisa bicara “Stop jangan buru-buru aku belum sholat nih, tungguin bentar aja.. wait me please hehhehehe”  

Harus berbenah nih. Hidup di dunia khan untuk bekal di akhirat. Nggak mungkinlah aku nangkring di dunia terus terusan. Suatu saat manusia pasti mati. Dan bekal untuk kehidupan abadi harus dicari sekarang nggak boleh ditunda-tunda besok atau nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar