Rabu, 21 Desember 2011

Menyikapi Kasus Bullying Di Sekolah



Untuk kedua kalinya saya melihat film anak-anak ini di HBO. Tapi sangat disayangkan saya lupa judul lengkapnya. Film ini bercerita tentang kasus penganiayaan di sekolah. Wah!!! Kejadian seperti ini memang kerap sekali terjadi di sekolah. Biasanya dilakukan oleh senior ke junior atau antar teman sekelas. 

Di Indonesia beberapa kasus bullying sempat menghebohkan, paling ngeri adalah kasus penganiayaan di STPDN yang berujung maut. Dan yang terbaru saya baca beritanya adalah kasus Via yang duduk di bangku kelas 1 di SMA Negeri  70 di Jakarta, menjadi korban penganiayaan oleh tiga orang kakak kelasnya. Latar belakang penganiayaan hanya dipicu oleh persoalan sepele, yakni Via yang tidak mengenakan kaos singlet ke sekolah. Hmm.. ngerinya!!! Kalau sejak sekolah saja jadi penganiaya bagaimana besarnya nanti. Duh!!! Nggak kebayang!!

Sedikit mengingat masa SMP di mana saya pernah mengalami kasus bullying. Ada dua orang teman hobby sekali meminta uang pada saya. Kadang mereka memaksa. Wah!! Calon preman menurutku, selain hobby malak tampangnya pun serem. Ada juga teman yang suka memukul dan mengancam hanya karena saya menyukai cewek yang dia suka. Serem juga kalau mengingat masa-masa itu. Terlebih saat ada teman yang dihantam palu hingga kepalanya berdarah. Heboh!!! Sekolah berubah menjadi tempat yang menyeramkan untuk didatangi. 

Nah kembali ke film tadi, dari sana ada beberapa kesimpulan yang dapat saya ambil pelajaran tentang kasus penganiayaan.

Diam adalah sikap paling egois untuk membiarkan kasus bullying tetap terjadi. Dengan diam berarti kamu setuju dengan perbuatan tidak terpuji tersebut. Mengadu bukanlah perbuatan jelek, dengan berkata jujur tentang apa yang terjadi berarti melindungi diri sendiri dan orang lain. Speak up!! Don’t be afraid!!  

Kadang anak takut untuk menceritakan hal seperti ini. Anak  berusaha menyelesaikannya sendiri dengan mengacuhkan masalah dan menganggap semua baik-baik saja. Dalam benak seorang anak kerap muncul pemikiran,  orang dewasa hanya memberikan saran tapi kenyataannya anaklah yang harus menghadapinya di sekolah. Dan ada kekuatiran akan terjadinya tindakan lebih jahat sebagai pembalasan apabila mengadukan kasus tersebut.

Anak  butuh orang yang lebih dewasa untuk menyelesaikannya. Orang tua adalah tempat bercerita yang baik. Ada baiknya orang tua juga selalu membiasakan untuk bertanya bagaimana sekolah hari ini. Ini untuk memantau sejauh mana anak menikmati masa belajarnya. 

Ada fakta unik, sebenarnya si penganiaya adalah orang yang patut dikasihani juga. Kenapa? Kadang seseorang menjadi penganiaya untuk mencari perhatian atau karena trauma masa lalu. Masih ingat film Eskul yang menghebohkan panggung FFII. Si anak berubah jadi beringas dan menyekap teman-temannya sebagai wujud balas dendam karena trauma kasus bullying yang terjadi padanya. Si penganiaya ingin terlihat lebih baik dengan memperburuk keadaan orang lain. Sungguh menyedihkan!!!  PR wajib buat orangtua dan keluarga untuk selalu memperhatikan anak-anaknya. Jangan karena pekerjaan semua terabaikan. Anak tidak hanya butuh materi tapi juga kasih sayang sebagai pemenuhan kebutuhan rohani. 

Ada beberapa tips yang bisa saya berikan, semoga dapat membantu. Yang pertama jangan pura-pura tidak tahu atau diam jika memang mengetahui kasus penganiayaan. Bicarakan masalah ini secara kekeluargaan dengan pihak keluarga dan sekolah. Jangan buru-buru membawa masalah ke kantor polisi jika kasusnya melibatkan anak-anak. Kasihan!! Siapa tahu dengan terapi atau pendekatan psikolog si anak bisa berubah menjadi lebih baik. Ada beberapa kasus menyebutkan anak yang dipenjarakan kadang bisa berubah menjadi lebih buruk. 

Sedikit ekstrim memang tapi ampuh dalam kasus saya. Melakukan pendekatan dengan si penganiaya adalah solusi. Berusahalah menjadi teman yang baik. Pada dasarnya setiap orang mempunyai sifat yang baik maka perlakukanlah secara baik. Insyaallah dengan niat baik maka akan mendapat perlakuan yang baik juga. Awalnya memang susah karena mereka cenderung menutup diri dan selalu menjaga jarak dengan menunjukkan tingkah menyeramkan. Tapi yang perlu digaris bawahi misi di sini adalah untuk menjadi teman dan mengubah kebiasaan buruk mereka. Awas!! Jangan sampai terpengaruh perbuatan jeleknya. Alhamdulillah sekarang teman saya tersebut berubah kelakuannya. 

Buat yang teraniaya ada tambahan sedikit. Maafkanlah segala kelakuan teman yang kurang baik. Setiap orang memiliki kesempatan untuk berubah. Berikanlah waktu untuk itu. Bantulah! 

Buat si penganiaya terimalah kenyataan. Semua orang memiliki kelebihan masing-masing. Carilah perhatian dan kebahagiaan dengan cara yang lebih baik. Terus teranglah jika kalian butuh perhatian dan kasih sayang. 

Mencari teman itu susah dan mencari musuh itu gampang. Jangan sia-siakan temanmu dengan menganiaya mereka. Betapa indah dunia jika persahabatan itu tercipta. Hello!! Tebarkan salam persahabatan.



3 komentar:

  1. wahh klo bullying di sma kyknya emang udah mendarah daging dan diturunkan ke adek2 kelasnya, apa lagi biasanya kelas 3 bertemen sama kelas 1 untuk musuhin kelas 2..
    kasiannya kelas 2 sendirian

    salam blogwalking, jgn lupa folback yaa

    BalasHapus
  2. iya bener sampai sekarang emang senioritas masih gentayangan di mana-mana,, ya ini berarti PR wajib buat orangtua dan guru tentunya... salam kenal ya..okay ntar ku folback..terima kasih

    BalasHapus
  3. izin pakai gambar ini untuk baliho..

    BalasHapus