Sabtu, 24 Desember 2011

Hati-Hati Pesona Diskon Akhir Tahun Bisa Buat Kantong Kebobolan



Menyambut Natal dan Tahun Baru banyak sekali brosur diskon bergentayangan. Dari mall, department store, mini market, distro sampai pasar-pasar tradisionalpun tak ketinggalan memberikan penawaran harga yang menarik. Bahkan beberapa diantaranya memberikan bonus dan obral gila-gilaan yang menggiurkan konsumen dalam sebuah paket bernama “diskon akhir tahun”. Hati-hati jangan mudah tergoda oleh pesonanya karena jika tidak kantong kebobolan akibatnya. 

Ada beberapa hal yang patut diperhatikan untuk menghadapi fenomena shopping fever ini.


Pertama. Jangan mudah tergoda. Pada saat seperti ini pedagang akan memberikan iklan yang super heboh untuk memprovokasi pembeli . Beberapa diantaranya berbunyi seperti ini “diskon gila-gilaan”, “diskon besar-besaran”, “diskon setinggi-tingginya”, “diskon jumbo” bahkan ada yang mengatakan “harga dibanting sehancur-hancurnya”. Sungguh menarik, bukan? Apalagi ketika dihadapkan dengan mbak-mbak penjaga kios yang cantik jelita, suara lembut dan paras cantiknya mampu membutakan konsumen untuk tergiur membeli barang dagangannya. Butuh komitmen kuat agar tetap pada tujuan. Buat daftar barang yang akan dibeli sebelum berbelanja. Niatkanlah dalam hati “hanya benda-benda dalam list ini yang akan saya beli”. Sebuah kalimat ampuh pernah saya dengar dalam film berjudul Shop Holic ketika dihadapkan pada penawaran yang menggiurkan “saya tidak butuh benda ini”. Ucapkan kalimat tersebut berkali-kali. Insyaallah kalau memang berkeyakinan kuat godaan iklan dan penawaran brilian dari para pedagang akan mampu dilalui dengan baik.

Kedua. Relokasikan kartu kredit dan debet di tempat yang tersembunyi untuk sementara waktu. Jaman memang sudah maju hanya dengan menggesek sebuah kartu bisa membeli barang ini dan itu. Namun kemudahan ini akan menjadi sebuah boomerang besar ketika si pemilik tak bisa mengendalikannya. Banyak teman saya yang terlilit tagihan kartu kredit. Saya sarankan bawalah uang tunai ketika berbelanja dengan terlebih dahulu memperkirakan harga dari barang yang akan dibeli. Jika memang harus membawa kartu kredit atau debet dengan alasan takut membawa uang tunai terlalu banyak maka ajaklah seseorang yang dapat dipercaya untuk mengingatkan penggunaannya secara bijak.

Ketiga. Hindari istilah “aji mumpung”. Mumpung murah mumpung diskon kenapa nggak diborong aja semua, begitulah kira-kira godaan nafsu ketika ada produk dengan harga yang miring. Banyak orang berpendapat “jangan tunda sampai hari besok diskon tak datang setiap waktu”. Fokus dan tetaplah pada rencana pembelian semula. Saya pernah mengalami hal serupa. Pada saat itu rencananya cuma membeli baju. Saya beruntung harga baju yang saya beli mendapat diskon yang lumayan sehingga budgetnya sisa. Karena aji mumpung murah akhirnya saya tergoda untuk membeli baju tersebut beserta teman-temannya (jaket, celana, sepatu dan kaos kakinya). Hasilnya rencana dadakan ini membuat saya tekor. 

Berbelanja dengan bijak di akhir tahun akan menyelamatkan uang anda di tahun yang akan datang. Ingat masih banyak saudara- saudara yang hidup dalam kesusahan, manfaatkan apa yang dimiliki dengan efektif dan efisien sebagai wujud rasa syukur. Jangan boros! Kata guru saya hemat pangkal kaya.

2 komentar:

  1. poko e belanja lah sesuia kebutuhan jangan belanja karena ada discount

    BalasHapus
  2. yups..betul sekali harus hemat cermat dan bersahaja (seperti prinsip dasa darma pramuka)

    BalasHapus