Acara pernikahan tak hanya ajang memproklamasikan resminya sebuah hubungan suami-istri bagi kedua mempelai. Namun seiring berjalannya waktu acara ini mempunyai beberapa fungsi turunan.
Yang pertama sebagai reuni dadakan. Nah! Inilah hal yang paling saya suka ketika menghadiri sebuah pesta pernikahan, bisa berjumpa dengan teman masa lalu yang telah lama tak bertemu. Perbincangan dimulai dengan basa-basi mengenai kabar dan kesibukan masing-masing. Ada yang masih berstatus pengacara (pengangguran banyak acara), pengusaha sukses, pengusaha bangkrut sampai pekerja bosanan seperti saya ini.
Kesibukan telah menjauhkan kami, apapun profesinya semua itu sekarang adalah sebuah prioritas. Dulu kalau mau ketemu tinggal telepon atau SMS langsung cabut tapi sekarang harus mikir beberapa kali dulu. Besok masih harus bangun pagi buat ngantor, kerjaan banyak yang belum kelar sampai kesibukan menjadi bapak atau ibu baru yang cukup merepotkan. Untunglah lewat acara pernikahan ini silaturahmi terjalin kembali.
Yang kedua sebagai acara fashion show dadakan. Tak bisa dipungkiri banyak orang menginginkan penampilan yang sempurna ketika menghadiri sebuah pesta. Dandan habis-habisan, nyalon berjam-jam sampai ada yang dibela-belain beli baju model terbaru agar kelihatan up to date selalu.
Meja resepsi tak hanya difungsikan sebagai tempat makan. Kali ini menjadi tempat beberapa komentator dadakan yang memberi apresiasi terhadap penampilan orang yang datang dan pergi. Terlebih bagi ibu-ibu ini hal yang cukup penting, pertama sebagai pembanding dengan diri sendiri dan yang kedua sebagai bahan masukan seperti apa mode yang berkembang saat ini.
Ehh jangan salah buat para pria ini juga menarik. Kalau masalah penampilan laki-laki lain, masa bodoh lah. Yang sangat menyenangkan adalah melihat wanita-wanita cantik yang berdandan mati-matian kemudian mengklasifikasikannya menjadi beberapa kategori menor, seksi, jadul, natural dan brutal.
Dan yang terakhir adalah sebagai bazaar infotainment lokal. Banyak gossip yang terkuak dalam event ini, selain kabar pasti yang belum orang ketahui.
…….“pernikahannya kok mendadak banget ya..jangan-jangan sudah DP duluan”” eh si A sudah menikah lho, sama duda tua tapi kaya. Yakin itu bukan karena cinta tapi karena harta””eh ibu B lagi selingkuh sama supirnya, udah tahu belum””……. Kira-kira hal inilah yang berhasil saya kuping dari pembicaraan ibu-ibu meja sebelah yang super hebring.
Namun dari sekian banyak ajang sampingan dalam sebuah pesta pernikahan ada satu yang membuat saya kebingungan. Sesi tanya jawab dengan pertanyaan “Kapan kamu nikah?”. Plak! Sebuah tamparan keras yang mengingatkan bahwa saya masih bujangan dan harus segera mencari pasangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar