Rabu, 21 Desember 2011

Jangan Nyubit Kalau Tak Mau Dicubit



“Jangan nyubit kalau tak mau dicubit”. Sebuah kalimat sederhana yang biasa diucapkan ibu ketika saya bertengkar dengan adik. Hehehe saya termasuk orang yang usil bin jahil, gatal rasanya tangan ini jika tak digunakan untuk mengerjai orang. Banyak kenakalan yang saya lakukan. Pernah suatu kali saya taruh ulat bulu di pintu kamar mandi. Kebetulan tante saya sedang mandi, beliau terkenal dengan fobia ulat. Nggak kebayang betapa serunya jika membuka pintu dan disambut senyum sumringah dari sang ulat bulu. Hahahahha...suerr!!! Suasana heboh bin histeris tatkala itu terjadi. Alhasil si tante ngamuk besar dan omelan dari orang rumahpun berdatangan. 


Hmm sebelnya jika mengingat kejadian waktu di SMP. Banyangin aja, saya ada janji nonton pameran lukisan buat tugas pelajaran kesenian bersama gadis pujaan hati saya. Tapi apa yang terjadi???? Ada yang menempel di celana seragam saya. Dubrak!!! Sebuah permen karet menempel dengan kuatnya. Aduh!!!! Saya mencoba menariknya sekuat tenaga. Namun apa yang terjadi saudara-saudara, ternyata celana saya robek. Duh!!! Malunya.. Bayangkan saja sepanjang pameran saya harus rajin-rajin menutupi celana robek saya dengan tas. Ampun!!!
Kalau dipikir-pikir dulu saya pernah melakukan kejahilan serupa, menaruh permen karet di bangku. Hahahaha..entah siapa sasarannya saya lupa. Hmm..mungkinkah ini karma? Entahlah. Tapi yang saya tahu setiap perbuatan pasti akan ada balasannya. Yang buruk dapat hukuman,  yang baik dapat pahala. 

Untuk itu kalau nggak mau dicubit ya jangan nyubit. Kalau nggak mau diomongin orang ya jangan suka nggossipin orang. Simple teorinya tapi kenyataannya susah pelaksanaannya. Saya kadang tak bisa menerima bila orang bercanda keterlaluan pada saya. Padahal kalau diingat-ingat, saya sendiri kalau becandain orang juga “terlaluuuuu”. 

Mendapat celaan, fitnah, kritikan pedas, jebakan keusilan, lelucon yang keterlaluan semestinya tidak boleh ditanggapi dengan kepala dan hati yang panas. Marah wajar tapi ada baiknya ini dijadikan ajang intropeksi diri, siapa tahu kita pernah dan sering melakukan hal yang sama. Mungkin ini teguran dari Yang Kuasa agar kita mau berubah. 

“Jangan nyubit kalau tak mau dicubit”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar