Bagaimana pendapat anda tentang bos saya?
Belum genap sebulan seseorang datang mengisi kekosongan jabatan di tempat kerja. Awalnya semua berjalan seperti biasa dan baik-baik saja. Namun apa yang terjadi kini. Senyum yang ramah saat berkenalan berubah sinis seiring waktu berjalan.
Pak Bos menampakkan wajah aslinya. Topeng keluguan tersingkap meninggalkan sikap sombong dan tinggi hati.
Maaf Pak aku tidak tahu lagi harus memberitahu anda seperti apa. Anda memang pimpinan tapi tidak ada salahnya mendengar saran dari bawahan.
Apa ini masih bisa disebut team work jika hanya anda yang mau didengar. Anda pikir kami apa?
Saya memang bukan pegawai yang sempurna masih banyak tugas yang tak terselesaikan sesuai harapan. Tapi coba dengarkan saya sebagai teman. Ubah pola pikir Anda. Jika Anda tidak percaya terhadap bawahan. Bagaimana kami bisa percaya anda sebagai atasan?
Saya tahu anda mendapat tekanan dari atasan. But I’m sorry kami bukan tempat pelampiasan. Marah wajar kok tapi cari cara yang lebih bijak.
Sering saya dengar wejangan Bapak tentang bagaimana cara kerja yang sempurna. Apa Bapak juga mempraktikkannya? Maaf saya rasa tidak. Semua tak semudah mengungkap teori, praktik lapangan adalah kenyataan yang dihadapi.
Aku sudah coba beberapa metode teruji. Mengingatkan dengan cara mendekatkan diri. Menyampaikan keluhan lewat candaan dan obrolan ringan. Tapi kenapa Anda belum berubah juga. Apa Anda tidak punya kesadaran atau jangan-jangan tebal muka. Demi sebuah ambisi pribadi mengorbankan hal yang begitu berharga yaitu pertemanan.
Tolong akuilah kesalahan seperti seorang kesatria. Jangan menyembunyikannya dengan marah-marah belaka.
Maaf mungkin saya kurang sopan dengan keluh kesah ini Pak. Ini saya lakukan demi keutuhan team work kita. Itupun kalau Anda masih menganggap diri menjadi bagian dari kita.
Sebuah harapan terciptanya simbiosis mutualisme. Bukannya ketika semua akrab maka akan tercipta kinerja yang baik. Sadar donk Bos!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar